Langsung ke konten utama

Kalau jalan dakwah terasa sulit

 


    Dalam hidup pasti ada rintangan. Sebuah keniscayaan dalam hidup yang harus dihadapi. Pun sebagai seorang penyeru kebenaran. Jalan hidupnya tak mulus, justru banyak cobaan. Sebuah lirik lagu dari saujana agaknya yang paling pas untuk menggambarkan hal tersebut. Tapi jalan kebenaran tak akan selamanya sunyi. Ada ujian yang datang melanda, ada perangkap menunggu mangsa. Tentu bukan berarti kita menghindar menjadi seorang penyeru kebenaran dan kebaikan. Sedangkan itu adalah sebaik-baik prilaku dan perkataan. “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS. Fushshilat: 33)

    Yang perlu diingat sebagai seorang agen kebaikan bahwa Allah tak akan pernah meninggalkan kita sebagai agennya.

    Jika kita merasa jalan dakwah itu berat ingatlah bahwa dalam perjalanan dakwah yang kita lalui sekarang tidak ada apa-apanya dengan apa yang menimpa rasulullah dan para sahabat. Tentu kita ingat cerita dimana betapa beratnya cobaan yang rasulluah saw terima ketika menyebarkan ajaran ini. Ketika sedang berjalan tiba-tiba dilempari kotoran, ketika sholat tiba-tiba dicekik, dilempari batu hingga berdarah, tertusuk panah dibagian wajah dan banyak lagi cobaan yang beliau terima.

    Adakah kita bertanya, mengapa orang yang menyeru kepada Allah jalannya tidak mudah, bukankah jika Allah swt berkehendak ia mampu membuat jalan dakwah ini menjadi mudah. Mengapa rasulullah saw tidak berdoa kepada Allah, bermunajat padanya agar dimudahkan dakwahnya?

    Jawaban pertanyaan tesebut adalah bahwa sebagai seorang manusia hakikatnya ia diciptakan  adalah sebagai makhluk yang terbebani untuk beribadah kepada Allah swt, sehingga melekatlah pada dirinya sifat penghambaan padaNya secara totalitas. Sehingga bentuk penghambaan tersebut sejatinya tak mengenal resiko dan kesulitan.

    Tentu mudah bagi Allah jika ingin menjadikan jalan dakwah ini semudah yang kita inginkan, kalau perlu dari awalpun tak ada yang namanya kafir dan muslim. Sehingga tak perlu ada dakwah yang dilakukan oleh para agen kebaikan. Namun, sejatinya Allah ingin melihat sifat penghambaan yang terdapat pada hambaNya. Apakah ia rela berkorban dengan harta dan jiwanya sebagai tanda bahwa ia adalah sebenar-benar hamba.

    Hal lain adalah perlu kita mengetahui bahwa Rasulullah saw adalah ma’sum dan jikalaupun beliau meminta kepada Allah pasti akan dikabulkan. Namun, dalam hal ini, meminta kemudahan dalam dakwahnya rasulullah tak memintanya kepada Allah swt sebagai bentuk cintanya pada umatnya. Mengapa sebagai bentuk cinta? Karena rasulullah seolah ingin menyatakan bahwa jalan dakwah para penyeru setelah beliau juga akan mengalami kesulitan dan bahwa kesulitan para pengemban dakwah setelah beliau tak sesulit apa yang beliau dan para sahabat alami sehingga para pengeban dakwah tak mengeluh dalam menyeru kepada kebenaran dan merasa bahwa apa yang mereka alami tidak seberat apa yang dialami junjungan mereka. Sehingga timbullah semangat dalam berdakwah dan sifat yang pantang menyerah bagi para pendakwah.

Jadi, jangan pernah putus semangat wahai para penyeru kebaikan dan kebenaran!

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beda Pengetahuan, Ilmu, Paham dan Fikrah

Itulah yang saya dapatkan dari ust saya di pondok. Kadang kita menyamakan antara kata-kata diatas yang pada hakikatnya semuanya itu berbeda satu sama lain. Namun saling berkaitan. Dan hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting bagi orang yang menginginkan agar ilmu yang ia pelajari menjadi bermanfaat. Karena ia menjadi tingkatan dalam ilmu itu sendiri. Sehingga kita bisa mengukur batasan. Sampai sampai di level mana ilmu yang sudah saya pelajari selama ini? Bagaimana bisa? 1. Pengetahuan Pengetahuan itu berarti adalah sesuatu yang diketahui. Tapi belum bisa dipastikan kebenarannya. Karena ia masih hanya sebatas tahu. Bahwa sesuatu itu bisa demikian. Pengetahuan masih bersifat umum. Orang yang berpengetahuan di sebut orang yang tahu. Ustadz saya menganalogikan bahwa orang yang tahu itu seperti kita yaa cuma sekedar tau saja, ketika sudah tau tak lama menghilang. Gak membekas. 2. Ilmu Sedangkan ilmu adalah sesuatu yang berdasarkan sistem dan terkaji secara ilmiah. Ilmu adala

Perbedaan antara Jihad dan Teroris

Kaum muslimin hafizhakumullah, Allah SWT berfirman: إِنَّمَا جَزَاءُ الَّذِينَ يُحَارِبُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا أَنْ يُقَتَّلُوا أَوْ يُصَلَّبُوا أَوْ تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ مِنْ خِلَافٍ أَوْ يُنْفَوْا مِنَ الْأَرْضِ ذَلِكَ لَهُمْ خِزْيٌ فِي الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya) yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar,  (QS. Al Maidah ayat 33). Kaum muslimin hafizhakumullah, Majelis Ulama Indonesia dalam fatwanya nomor 3 tahun 2004 tentang terorisme menjadikan ayat di atas sebagai dasar dalam mengeluarkan fatwa haramnya tindak terorisme.   Ayat di atas diterangkan oleh para fuqoha sebag

syiah rencanakan bunuh 100 ulama ahlu sunnah indonesia

Aksi teror dan premanisme di kampung Az Zikra, asuhan Ustadz Arifin Ilham ternyata hanya sebagian kecil dari makar Syiah. Pakar dan Peneliti Aliran Sesat Syiah, Ustadz Farid Ahmad Okbah, MA mengungkap sebuah data rahasia Syiah yang menggemparkan. Dalam sebuah pertemuan di Ngawi, Jawa Timur, aliran sesat Syiah ternyata telah merencanakan serangkaian pembunuhan terhadap 100 ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah di Indonesia.     Ini data rahasia Syiah, mereka telah berkumpul tanggal 22 Desember 2014 yang lalu di daerah Ngawi, Jawa Timur, kemudian mereka telah merancang untuk mengeksekusi 100 ulama Ahlus Sunnah di Indonesia dan termasuk di situ disebutkan nama saya Salah seorang yang disebut dalam daftar ulama Ahlus Sunnah yang direncanakan untuk dibunuh adalah Ustadz Farid Okbah. “Ini data rahasia Syiah, mereka telah berkumpul tanggal 22 Desember 2014 yang lalu di daerah Ngawi, Jawa Timur, kemudian mereka telah merancang untuk mengeksekusi 100 ulama Ahlus Sunnah di Indonesia dan termasuk di si